Go-Pena Baner
IKLAN
IKLAN

Monday, 09 June, 2025

Pemadaman Listrik Sehari, Gorontalo Harus Mengembangkan Energi Hijau Keberlanjutan

Responsive image
Ervan Harun - Dosen Dosen Prodi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan, Program Vokasi UNG

GORONTALO - (Go-Pena) - Pemadaman Listrik yang terjad selama sehari penuh di Provinsi Gorontalo pada tanggal 11 - 12 Desember kemarin, tentunya sangat merugikan bagi masyarakat. Terutama para pelaku usaha yang sangat bergantung kepada pasokan listrik. 
Memang ini murni karena ada gangguan,  Informasi dari PLN menyebutkan pemadaman listrik akibat trip line 2 150 kV Lopana-GIS Teling pada pukul 14.05 WITA.
Dosen Vokasi Universitas Negeri Gorontalo, Ervan Harun memiliki pandangan bahwa Semestinya gangguan bisa dilokalisir jika sistem proteksi berfungsi sebagaimana mestinya. Dari informasi, lokasi gangguan terjadi antara GI Lopana - GIS Teling.
"Artinya, sistem Gorontalo seharusnya bisa beroperasi sebagai sistem isolated dengan melepaskan mis dari GI Buroko," ujarnya. 
Dengan fenomena tadi malam di beberapa area tertentu ada layanan listrik berarti pihak PLN melakukan manuver ini.
Masalahnya adalah, kapasitas atau daya mampu pembangkit di area Gorontalo tidak mampu memikul beban sistem Gorontalo, oleh karena itu, semestinya PLN Area Gorontalo tidak boleh bergantung sepenuhnya dari sistem interkoneksi Sulut - Gorontalo.
"Potensi Gorontalo cukup besar, hanya saja blm dikelola secara optimal. Kita punya sumber air panas, punya potensi Solar Power (tenaga matahari), potensi tenaga air,.dan juga biogas.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, artikel/berita mengklaim bahwa kita sedang surplus energi, itu benar ketika interkoneksi tidak dalam kondisi gangguan. Dan baru akan jadi masalah ketika kita harus keluar dari sistem tetapi tidak memiliki backup energi yang cukup untuk area Gorontalo. 
Semoga fakta ini cukup memberikan bukti bahwa, Energi Listrik saat ini menjadi salah satu yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dalam beberapa jam, kita merasakan kelumpuhan yang luar biasa di berbagai sektor kegiatan," ujarnya. 
Ia mengajak kepada semua stakeholder mulai berpikir bagaimana memanfaatkan dan mengelola potensi energi yang ada di daerah kita, sebagai antisipasi ketika kita harus keluar dari sistem interkoneksi.
"Saat ini, UNG memiliki prodi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan, Program Vokasi, walaupun dalam beberapa Minggu terakhir kehadiran kami menghiasi pemberitaan di media online. Insya Allah tdk akan menghalangi niat kami dalam memberikan kontribusi terhadap persoalan energi daerah," ujar Dosen Prodi Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan ini. 
Dengan fakta kemarin dan hari ini, semestinya UNG juga sudah harus merencanakan fasilitas penyediaan energi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri yang mampu melayani semua kebutuhan listrik dari semua unit yang ada di UNG."Tentunya dengan tidak keluar dari konsep Energi Hijau dan keberlanjutan lingkungan," pungkasnya. (Wan/*)


Share