OLEH : Nadhifah Dahayu Masyhur - Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya
Tumbilotohe adalah tradisi tahunan rakyat Gorontalo di bulan ramadhan dengan memasang lampu minyak tanah di halaman rumah dan jalan-jalan terutama jalan menuju masjid, tumbilotohe dilaksanakan untuk menandakan akan segera berakhirnya bulan ramadhan, sesuai dengan waktu pelaksanaannya yaitu 3 hari terakhir di bulan ramadhan. Tumbilotohe sendiri berasal dari bahasa Gorontalo yaitu tumbilo yang berarti menyalakan dan tohe yang berarti lampu, kedua kata tersebut digabungkan dan artinya menjadi menyalakan lampu. Tradisi tumbilotohe merupakan tradisi kebangaan rakyat Gorontalo, selain itu tradisi ini juga sangat kental dengan nilai nilai agama.
Dalam perayaan tumbilotohe, rakyat Gorontalo selalu turut andil berpartisipasi dengan menyalakan lampu di halaman rumah masing masing, tidak hanya itu, tumbilotohe juga dinyalakan dan disusun sebagaimana rupa sehingga membentuk tulisan tulisan maupun bentukan masjid, menara, dan lain lain.
Fenomena tumblitohe adalah isitilah yang didapatkan dengan menggabungkan dua kata yaitu tumblr dan tumbilatohe. Tumblr disini bermakna lampu tumblr atau lampu led yang biasa digunakan sebagai lampu dekorasi. Penggunaan lampu tumblr sebagai pengganti lampu minyak pada tradisi tumbilotohe menuai banyak opini pro dan kontra. Banyak yang mengatakan bahwa penggunaan lampu tumblr untuk tumbilotohe merupakan gerakan positif sebab lampu tumblr dinilai lebih efisien dan lembih aman. Selain itu, lampu tumblr dinilai lebih praktis sebab tidak memerlukan banyak persiapan dan nampak lebih fleksibel untuk dikreasikan.
Banyak juga yang tidak setuju dengan opini tersebut, sebab menggunakan lampu tumblr dinilai memudarkan budaya dan tradisi, yaitu yang seharusnya memakai lampu minyak. Lampu tumblr juga memakan banyak arus listrik sehingga tidak heran jika ditemukan pemadaman listrik secara tiba tiba saat pelaksanaan tumbilotohe. Perayaan tumbilotohe dengan menggunakan lampu minyak juga dinilai lebih otentik dan menggambarkan budaya Gorontalo itu sendiri.
Sebenarnya masyarakat masih ingin mempertahankan tradisi lampu minyak tetapi terkendala denga harga minyak tanah yg melambung, namun di beberapa tempat telah dilakukan kreasi dengan perpaduan lampu tradisional dan modern. Sebab itu, fenomena tumblrtohe ini dinilai sebagai modernisasi ataupun akulturasi.
Kedua opini ini tidak salah, sebab hal ini tergantung darimana prespektif masyarakat memandangnya, selagi masih bertujuan untuk melestarikan budaya dan tidak menghilangkan nilai dari budaya tersebut, masyakarat bebas berkreasi dalam hal perayaan tumbilotohe.
(*)