Gorontalo – Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Gorontalo kembali berada di persimpangan penting dalam perjalanan politiknya. Musyawarah Wilayah (Muswil) yang akan digelar pada 14 Mei 2025 mendatang dipandang sebagai momentum strategis untuk mengonsolidasikan kekuatan internal dan merumuskan arah perjuangan baru, demi mengembalikan kejayaan partai yang pernah berjaya di Bumi Hulonthalo.
Sejarah mencatat, pada periode 2014–2019, PAN Gorontalo tampil gemilang dengan menempatkan tujuh kadernya di DPRD Provinsi Gorontalo, bahkan berhasil menduduki posisi prestisius sebagai Wakil Ketua DPRD. Namun kejayaan itu perlahan memudar. Pada Pemilu 2019, PAN kehilangan banyak basis suara hingga hanya mampu bertahan dengan tiga kursi. Ironisnya, capaian serupa kembali terjadi pada Pemilu 2024, yang mempertegas bahwa PAN menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan eksistensinya di kancah politik daerah.
Kini, Muswil 2025 diharapkan menjadi tonggak awal untuk mengubah arah angin politik. Ketua Panitia Pelaksana Muswil PAN Gorontalo, Femmy Udoki, menyampaikan bahwa seluruh tahapan persiapan kegiatan telah dilakukan secara matang. Ia menegaskan bahwa Muswil kali ini bukan sekadar seremonial, melainkan forum strategis untuk menyatukan langkah dan memperkuat barisan.
"Kami siap menyelenggarakan Muswil ini secara demokratis dan berkualitas. Ini bukan hanya soal memilih ketua, tetapi tentang arah masa depan PAN Gorontalo. Kita butuh pemimpin yang bisa menghidupkan kembali semangat juang kader dan mengembalikan kejayaan partai," tegas Femmy, yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari PAN.
Ada empat nama yang dipastikan bertarung dalam bursa Ketua DPW PAN Gorontalo, masing-masing merupakan kader terbaik yang memiliki rekam jejak politik yang cukup diperhitungkan.
Pertama, Anas Jusuf, Ketua DPW PAN saat ini yang juga duduk di DPRD Provinsi Gorontalo. Sosok senior yang dikenal konsisten membangun jaringan hingga ke akar rumput.
Kedua, Indra Gobel, Wakil Wali Kota Gorontalo, yang membawa kekuatan elektoral di wilayah perkotaan serta memiliki pengalaman birokrasi yang matang.
Ketiga, Femmy Udoki, politisi perempuan yang mulai mencuri perhatian sejak berhasil melenggang ke DPRD Provinsi. Meskipun tergolong baru, Femmy dinilai memiliki semangat pembaruan dan pemikiran segar.
Keempat, Fadli Hasan, anggota DPRD Provinsi yang dikenal aktif menyuarakan isu-isu kerakyatan dan loyal terhadap garis partai.
Pertarungan keempat kandidat ini diprediksi berlangsung sengit namun tetap dalam bingkai kekeluargaan khas PAN. Muswil kali ini menjadi medan adu gagasan dan visi, bukan semata adu kekuatan.
Pengamat politik lokal memandang Muswil 2025 sebagai momentum penting untuk PAN merevitalisasi mesin partai dan membangun kembali kepercayaan publik. Kemenangan dalam pertarungan ide dan kepemimpinan ini akan sangat menentukan arah PAN menghadapi kontestasi politik 2029.
Dengan dinamika yang mulai menghangat dan kesiapan panitia yang semakin matang, Muswil PAN Gorontalo 2025 dipastikan akan menjadi salah satu peristiwa politik daerah yang patut mendapat perhatian publik luas.(wan)