Gorontalo – (Go-Pena) - Musyawarah Wilayah (Muswil) Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar di Grand Q Hotel Kota Gorontalo pada Rabu, 14 Mei 2025, menuai protes keras dari pengurus PAN Kota Gorontalo. Sekretaris PAN Kota Gorontalo, Alwin Otolomo, menyampaikan bahwa pelaksanaan Muswil dinilai tidak sesuai dengan Peraturan Organisasi (PO) karena tidak melalui proses musyawarah yang semestinya.
Menurut Alwin, sebelumnya telah ditetapkan empat formatur oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, yakni Anas Jusuf, Indra Gobel, Femmy Udoki, dan Fadli Hasan. Namun secara tiba-tiba, hanya Anas Jusuf yang langsung ditetapkan oleh DPP tanpa proses musyawarah bersama.
“Ini jelas tidak sesuai mekanisme. Tidak ada musyawarah sebagaimana mestinya. Karena itu, kami dari PAN Kota Gorontalo akan melayangkan protes resmi ke DPP,” tegas Alwin.
Senada dengan itu, kader PAN Kota Gorontalo lainnya, Iriyono Hunowu, turut menyampaikan kekecewaannya atas proses Muswil tersebut. Ia menilai Muswil kali ini adalah yang terburuk dalam sejarah PAN di Gorontalo.
“Muswil ini adalah yang paling buruk sepanjang sejarah PAN di Gorontalo. Tidak ada transparansi dan tidak melibatkan seluruh formatur seperti yang telah ditetapkan,” ujar Iriyono.
Sementara itu, Ketua Panitia Muswil, Femmy Udoki, memberikan pernyataan berbeda. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan Muswil telah sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Menurutnya, dinamika yang terjadi merupakan ranah DPP.
“Pelaksanaan Muswil ini sudah berjalan sesuai mekanisme. Adapun riak-riak yang muncul adalah hal yang wajar dan sepenuhnya menjadi kewenangan DPP,” jelas Femmy.
Muswil PAN Gorontalo ini seharusnya menjadi momentum konsolidasi dan pemantapan arah organisasi, namun justru menyisakan polemik di internal partai, khususnya di tingkat Kota Gorontalo. (Wan)