Manado — Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, menjadi sorotan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-37 Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado yang digelar Kamis, 15 Mei 2025. Dalam sesi talkshow, Aryanto menyampaikan pandangan strategisnya mengenai hubungan erat antara ilmu kelautan dan pengembangan pariwisata bahari yang berkelanjutan.
Sebagai alumni angkatan pertama Ilmu Kelautan UNSRAT, Aryanto memaparkan bahwa sektor pariwisata bahari tidak bisa dipisahkan dari kualitas ekosistem laut yang sehat dan terjaga. Ia menekankan pentingnya landasan ilmiah dalam pengelolaan potensi wisata bahari, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.
“Ilmu Kelautan memiliki peran krusial dalam menyediakan data dan analisis yang akurat terkait potensi dan kerentanan ekosistem laut kita,” ujar Aryanto.
Ia menjelaskan bahwa destinasi wisata seperti penyelaman bawah laut sangat bergantung pada keberadaan terumbu karang yang sehat. Dalam konteks ini, ilmu kelautan—khususnya biologi laut—berperan penting tidak hanya dalam mengidentifikasi spesies karang, tetapi juga dalam menjaga dan memulihkan ekosistem terumbu karang yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Lebih lanjut, Aryanto menyoroti potensi hutan mangrove sebagai lokus ekowisata. Dengan konsep eduwisata, pengunjung tidak hanya diajak menanam bibit mangrove, tetapi juga diajarkan mengenali berbagai spesies tanaman mangrove yang ada di pesisir.
Dalam paparannya, Aryanto juga mengangkat isu penting terkait praktik IUU Fishing (illegal, unreported, and unregulated fishing) yang berpotensi mencemari citra pariwisata bahari. “Saya berharap ilmu kelautan dapat memberi solusi terhadap praktik perikanan yang buruk ini, agar tidak merusak daya tarik wisata laut kita,” tegasnya.
Sebagai pejabat yang pernah memperdalam ilmu kebijakan kelautan di University of Wollongong, Australia, Aryanto menekankan perlunya kontribusi akademisi dalam menyusun kebijakan berbasis riset. Ia berharap Ilmu Kelautan UNSRAT terus menghasilkan kajian yang mendalam terkait daya dukung kawasan wisata, identifikasi potensi wisata baru yang ramah lingkungan, serta solusi terhadap masalah lingkungan seperti pencemaran dan kerusakan ekosistem.
“Pengetahuan dan keahlian para ahli kelautan sangat dibutuhkan untuk merumuskan kebijakan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan laut sebagai aset utama kita,” tambahnya.
Aryanto juga mendorong terjalinnya kolaborasi erat antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pelaku industri pariwisata. Ia menilai sinergi ini sangat penting dalam menciptakan produk wisata bahari yang inovatif dan berdaya saing, sembari meningkatkan kesadaran konservasi di kalangan masyarakat dan wisatawan.
Saat menyelesaikan studi doktoralnya di IPB University, Aryanto mengamati bahwa perguruan tinggi memiliki peluang besar untuk memperkaya kebijakan pemerintah, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam secara tematik, termasuk pariwisata.
“Saya berharap peringatan HUT ini menjadi momentum untuk memperkuat posisi Ilmu Kelautan UNSRAT dalam mendukung pembangunan sektor pariwisata bahari yang optimal. Ini adalah bagian dari kontribusi nyata kita menuju Indonesia Emas 2045 sebagai negara maritim yang maju dan berkelanjutan,” pungkasnya.(*)